Konsep “Atas-Bawah” Matematika: Kuliah Daya Matematika bersama Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Matematika memiliki tahap pembelajaran yang berjenjang,
dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Strata-1
Pendidikan Matematika hingga Strata-3. Pendidikan matematika di Sekolah Dasar
bergerak di bidang yang tampak, kongkret, dan berhubungan dengan kehidupan
nyata, serta bersifat realita yang berbentuk ruang dalam perjalanan waktu. Siswa
sekolah dasar belum dapat memahami matematika secara abstrak dan formal. Seiring
berkembangnya kemampuan berfikir, siswa dapat memahami matematika secara
formal.
Intuisi sangat
berharga bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Tanpa intuisi seolah mereka
kehilangan keseimbangan hidup dan tidak terarah. Begitu pula dalam memahami dan
mempelajari matematika, intuisi sangat bermanfaat, terlebih untuk siswa sekolah
dasar atau pebelajar dengan usia muda. Guru yang sudah terbiasa bergerak di
matematika formal tidak boleh memaksakan intuisi siswa muda untuk mengikuti
mereka. Akan tetapi, guru lah yang seharusnya masuk ke dalam dunia mereka dan
bergabung dengan aktivitas matematika siswa. Aktivitas merupakan kegiatan yang
dapat dianalisis menurut sudut pandang kepentingan menggunakan indikator ruang
dan waktu. Ruang dan waktu tidak dapat dipisahkan. Keduanya menjadi satu
kesatuan yang mutlak atau absolut. Ruang dipahami menggunakan dasar waktu.
Sebaliknya, waktu dapat dipahami menggunakan dasar ruang.
Para
matematikawan yang bergerak dan memilih untuk menekuni matematika sebagai ilmu
formal dan eksklusif, mereka berjalan pada dunianya sendiri. Matematikawan
tersebut menganggap matematika adalah untuk matematika, matematika merupakan
suatu keindahan, dan matematika adalah suatu kemutlakan. Mereka dapat
menciptakan suatu rumus atau teori tanpa harus mengetahui aplikasinya di dunia
nyata.
Ilmu
Matematika yang dipelajari oleh matematikawan dapat memiliki persamaan atau
perbedaan. Perbedaan adalah pengetahuan atau ilmu realitas yang bersifat sintetik,
a posteriori, dan kontradiktif. Sintetik dipahami melalui interaksi antar
dimensi ruang. Setelah interaksi itu terjadi, maka pemahaman yang didapatkan
bersifat a posteriori. Lain dengan perbedaan, persamaan merupakan konsep atau
idealitas yang memiliki sifat-sifat analitik, a priori, dan konsisten yang
dalam penjelasan lain disebutkan sebagai pengetahuan. Analitik dapat terjadi
melalui perjalanan konsep tanpa terikat waktu. A priori merupakan hal-hal yang
berubah menjadi paham walaupun belum mengalaminya secara empiris.
Manusia
berusaha menjelaskan berbagai aktivitas melalui pengetahuan yang dimilkinya. Berkaitan
dengan hal ini, pengetahuan adalah konsep, serangkaian atau berupa struktur
konsep. Hal yang menjadi persoalan berfikir manusia adalah menjelaskan apa yang
ada di dalam pikirannya dan memahami apa yang di luar pikirannya. Penjelasan
dan pemahaman tidak dapat dilakukan dengan sempurna kecuali dengan berusaha. Hanya
Tuhan yang mampu menjelaskan yang ada, mungkin ada, kejadian realita, konsep
idealita, di luar atau dalam pikiran dan hati dengan sempurna.
wahhh terima kasih banyak mas, tulisan sangat bermanfaat dan bermakna, izin share blog saya juga hehehehe
BalasHapus1. https://dayamatematikadanielfhmarsigit2020.blogspot.com/2020/02/angket-terbuka-kesulitan-penyusunan-rpp.html
2. https://dayamatematikadanielfhmarsigit2020.blogspot.com/2020/02/persepsi-guru-tentang-pendekatan.html
3. https://dayamatematikadanielfhmarsigit2020.blogspot.com/2020/02/daya-matematika-bersama-prof-dr.html
4. https://dayamatematikadanielfhmarsigit2020.blogspot.com/2020/02/refleksi-pertemuan-1-daya-matematika.html
5. https://dayamatematikadanielfhmarsigit2020.blogspot.com/2020/02/sumber-httpspowermathematics.html
tks :D